Rabu 16 Dec 2015 01:01 WIB

Peristiwa Dunia Januari 2015: Arab Saudi Berduka, Charlie Hebdo Berdarah

Pelayat mengusung jenazah raja Arab Saudi, Abdullah bin Abdulaziz Al Saud, di Riyadh, Arab Saudi, pada 23 Januari 2015.
Foto:
Militan ISIS pamer senjata.

KAIRO -- Kelompok Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) mengunggah sebuah video pada Selasa (20/1), yang menunjukkan aksi penyanderaan mereka terhadap dua warga negara Jepang. Melalui rekaman video, kelompok tersebut meminta uang tebusan sebesar 200 juta dolar AS dalam waktu 72 jam.

Video yang diidentifikasikan dibuat oleh al-Furqan yang merupakan divisi media kelompok ISIS, diunggah di situs militan yang terkait dengan kelompok ekstremis. Dalam videonya mereka melayangkan ancaman langsung pada Perdana Menteri Jepang, Shinzo Abe, yang sedang melakukan kunjungan enam hari ke Timur Tengah.

"Untuk Perdana Mmenteri Jepang, meskipun Anda berada di jarak lebih dari 8.500 kilometer dari Negara Islam, Anda secara sukarela telah ikut ambil bagian dalam perang salib ini. Anda dengan bangga menyumbangkan 100 juta dolar AS untuk membunuh perempuan dan anak-anak kami, menghancurkan rumah-rumah kaum Muslimin," ujar seseorang dalam video dengan logat Inggris sambil mengacungkan sebilah pisau.

Video kemudian menunjukkan dua sandera mengenakan setelan oranye, mereka tampak berlutut di dekat pria dengan pakaian hitam di wilayah gurun. Militan mengidentifikasikan sandera sebagai Kenji Goto Jogo dan Haruna Yukawa.

Yukawa merupakan operator perusahaan militer swasta yang diculik di Suriah pada Agustus, setelah pergi ke sana untuk berlatih dengan militan. Sementara Goto merupakan jurnalis lepas Jepang yang pergi ke Suriah untuk memberikan laporan mengenai perang sipil di negara itu tahun lalu.

Para militan mengatakan masyarakat Jepang memiliki waktu 72 jam untuk menekan pemerintah agar menghentikan aksi yang digambarkan militan sebagai kebodohan. Jepang disebut-sebut memberi dukungan pada koalisi pimpinan Amerika Serikat dalam memerangi ISIS.

"Jika tidak, pisau ini akan menjadi mimpi buruk," ujar sosok berpakaian hitam tersebut. Ia juga menuntut uang tebusan senilai 200 juta tanpa menentukan mata uang. Namun subtitle bahasa Arab mengidentifikasikannya sebagai dolar AS. (AP/Reuters)

sumber : pusat data Republika

Seberapa tertarik Kamu untuk membeli mobil listrik?

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement