Ahad 10 Apr 2016 06:34 WIB

Sejarah Hari Ini: Gempa Hebat Hantam Iran, 4.000 Tewas

Rep: Rr Laeny Sulistyawati/ Red: Teguh Firmansyah
Alat pencatat gempa
Foto:
Bendera Cina-Amerika

Pada 10 April 1971, tim tenis meja Amerika Serikat (AS) memulai kunjungan selama sepekan ke Cina atas undangan pemerintah komunis Cina. Perjalanan yang dipublikasikan dengan baik adalah bagian dari upaya Cina untuk membangun hubungan diplomatik yang lebih dekat dengan AS.

Upaya ini merupakan awal yang beberapa pakar di AS sebut sebagai diplomasi ping-pong. Hubungan diplomatik antara AS dan Cina berakhir pada 1949 ketika AS memutuskan hubungan dengan pemerintah komunis baru yang mengambil alih kekuasaan Cina.

Sepanjang 1950-an dan 1960-an, AS dan Cina tetap menjadi musuh bebuyutan. Dua negara ini mengalami bentrokan militer selama perang Korea, yaitu AS menjadi sekutu Korea Selatan dan Cina membantu Korea Utara. Kemudian selama 1960-an mereka mendukung pihak-pihak yang bertikai dalam konflik di Vietnam.

Pada era 1960-an, kepemimpinan komunis di Cina mulai memikirkan kembali kebijakannya terhadap AS. Ada beberapa faktor yang memotivasi Cina untuk mempertimbangkan kembali hubungan dengan AS. Para pejabat Cina berharap hubungan yang lebih erat dengan AS mungkin menjadi penyeimbang yang sangat berguna dalam hubungan Cina dengan Uni Soviet.

Komunis Cina khawatir Uni Soviet menyimpang dari garis keras Marxis. Selain itu, pasukan Cina dan Uni Soviet terlibat dalam pertempuran perbatasan pada 1969. Selain itu, keinginan Cina untuk kerja sama dengan perdagangan AS adalah faktor lain yang memotivasi pembentukan kembali hubungan diplomatik.

Undangan untuk tim tenis meja AS ke Cina pada April 1971 adalah sikap ramah yang menunjukkan negeri tirai bambu ini berharap bisa meredakan ketegangan. Diplomasi ping-pong membuahkan hasil. Pada Juni 1972, Presiden AS Richard Nixon melakukan kunjungan bersejarah ke Cina untuk memulai pembicaraan tentang membangun kembali hubungan diplomatik. Tim tenis meja Cina juga melakukan tur ke AS.

sumber : BBC, History.com
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement