Rabu 04 Jan 2017 14:18 WIB

Kesaksian Mantan Agen CIA, Sang Interogator Saddam Hussein

Mantan agen CIA John Nixon adalah orang pertama yang menginterogasi pemimpin Irak Saddam Hussein usai tertangkap pada 2003.
Foto:
Meseum lilin di Irak, untuk mengenang kekerasan tentara AS selama invasi 2003

Nixon mengakui CIA hanya menawarkan sedikit insentif kepada Hussein jika ia ingin berbicara. Salah satu isu yang penting ditanyakan adalah mengenai senjata pemusnah massal (WMDs). AS dan Inggris menggunakan dugaan WMDs Irak sebagai alasan utama melakukan perang.

"Itulah satu-satunya yang ingin diketahui Gedung Putih," katanya.

Namun, dari obrolannya dengan Hussein, penasehatnya dan riset untuk memverifikasi atau menolak klaim tersebut, Nixon menyimpulkan mantan pemimpin Irak itu telah menghentikan program senjata nuklir bertahun-tahun sebelumnya dan tidak berkeinginan memulainya kembali.

Pandangan itulah yang membuat dia dan rekannya dianggap gagal. Dia tidak diundang untuk memberi penjelasan intelijen kepada Presiden George W Bush hingga lima tahun kemudian pada 2008, menyusul temuan terpisah mengenai Hussein oleh FBI.

Dia menyebut Presiden Bush terisolasi dari kenyataan, dengan penasihat di sekitarnya yang hanya mengangguk setuju. "Saya terbiasa berpikir apa yang kami sampaikan di CIA adalah hal yang penting dan presiden akan mendengarkan, tapi itu tidak berlaku, politik mengalahkan intelijen," ujarnya.

Nixon mengatakan ia malu atas apa yang terjadi di Irak sejak penggulingan Saddam Hussein. Dia mengatakan pemerintahan Bush tidak memperhitungkan apa yang akan terjadi setelah melengserkan Hussein. Hingga akhirnya Irak terjerumus dalam kekacauan dan bangkitnya kelompok ekstremis macam ISIS.

Dia yakin kawasan tersebut akan lebih baik dibanding saat ini jika Saddam Hussein tetap berkuasa. Klaim itu dibantah mantan Perdana Menteri Inggris Tony Blair yang saat itu memimpin saat invasi Irak.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement