Selasa 09 Oct 2018 17:09 WIB

APSHR: Israel Lecehkan dan Siksa Tahanan Wanita Palestina

Puluhan tentara Israel mengepung dan merangsek ke dalam rumah Khater.

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Teguh Firmansyah
Salah seorang tahanan Palestina di penjara Israel (ilustrasi).
Foto: Alaa Badarneh/EPA
Pengunjukrasa wanita membawa batu di Kota Ramallah, Tepi Barat, Palestina, Jumat (8/12)

Setelah 34 hari diinterogasi, Khater dijebloskan ke penjara sambil menunggu persidangannya yang dijadwalkan digelar pada Rabu (10/10). Fakhori mengaku sangat merindukan istrinya. “Kami sangat merindukannya. Dia bukan hanya ibu dari anak-anak kami, tapi juga seorang teman,” ucapnya. “Tempat Lama Khater adalah di antara keluarganya dan anak-ananya yang membutuhkannya dan merinduknannya,” kata Fakhori menambahkan.

Selain Khater, kisah penangkapan Israa Jaabis juga cukup memilukan. Jaabis, seorang wanita Palestina, ditahan Israel pada Oktober 2015. Ia ditahan setelah tabung gas yang berada di mobilnya meledak. Insiden itu menyebabkan Jaabis mengalami luka bakar cukup parah.

“Jaabis harus segera menjalani operasi kosmetik di tangan, wajah, telinga, dan giginya,” ungkap kepala Palestinian Prisoners Center for Studies Ra’afat Hamdoneh.

Menurut Hamdoneh, jari-jari Jaabis juga harus diamputasi akibat insiden ledakan tersebut. Jaabis bahkan harus bernapas lewat mulut karena lubang yang menganga di hidungnya.

Namun malang tak dapat ditolak. Kendati telah mengalami kondisi demikian, Israel tetap menuduh Jaabis sengaja meledakkan mobilnya untuk menyerang warganya. Jaabis kemudian divonis 11 tahun penjara atas tuduhan percobaan pembunuhan. “Dia (Jaabis) menderita gangguan saraf, syok, dan masalah psikologis yang diperburuk oleh pemenjaraannya,” ujar Hamdoneh.

Menurut APSHR, sejak perang tahun 1967, Israel telah menangkap 10 ribu wanita Palestina. Saat ini, berdasarkan data resmi Palestina, masih terdapat sekitar 6.500 warga Palestina yang mendekam di penjara di seluruh Israel

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement