Rabu 03 Feb 2021 12:10 WIB

Dewan Keamanan PBB Rapat Tertutup Bahas Kudeta Myanmar

PBB akan menyerukan kembali kekuasaan sipil setelah kudeta

Rep: Fergi Nadira/ Red: Nur Aini
 Bendera agama Buddha dan militer dikibarkan oleh para pendukung termasuk biksu Buddha di dalam kendaraan Senin, 1 Februari 2021, di Yangon, Myanmar. Militer Myanmar telah mengumumkan akan mengadakan pemilihan baru pada akhir dari keadaan darurat satu tahun yang diumumkannya Senin ketika mereka menguasai negara itu dan dilaporkan menahan pemimpin Aung San Suu Kyi.
Foto:

Selama krisis Rohingya pada 2017, China menggagalkan inisiatif apa pun di dewan untuk bertemu di Myanmar atau mengeluarkan pernyataan bersama. Beijing bersikeras bahwa penumpasan militer brutal terhadap minoritas Muslim adalah masalah internal negara tersebut.

Diplomat Swiss Christine Schraner Burgener, utusan PBB untuk Myanmar, memberi pengarahan kepada 15 anggota dewan tentang perkembangan terakhir pada pertemuan Selasa (2/2). "Dia mendesak anggota Dewan untuk secara kolektif mengirimkan sinyal yang jelas untuk mendukung demokrasi di Myanmar," ujar juru bicara PBB Stephane Dujarric.

Inggris memegang kursi kepresidenan di Dewan Keamanan PBB secara bergilir untuk Februari. Inggris memang telah lama merencanakan untuk mengadakan pertemuan di Myanmar pekan ini, tetapi mengajukannya lebih cepat mengingat keadaan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement