Sabtu 10 Apr 2021 00:16 WIB

Junta Militer Myanmar: Kementerian akan Beroperasi Penuh

Lebih dari 600 orang telah terbunuh oleh pasukan keamanan Myanmar

Red: Nur Aini
Suasana demonstrasi antijunta militer di Myanmar.
Foto:

Dalam tindak kekerasan terbaru yang dilakukan oleh pasukan keamanan Myanmar, setidaknya empat demonstran tewas pada Jumat di kota Bago, dekat kota Yangon, menurut sejumlah saksi mata dan media domestik. Kelompok aktivis Asosiasi Bantuan Tahanan Politik (AAPP) mengatakan 614 orang, termasuk 48 anak, telah dibunuh oleh pasukan keamanan Myanmar sejak kudeta 1 Februari. Lebih dari 2.800 orang ditahan, kata AAPP.Sementara itu, sebanyak 18 duta besar asing untuk Myanmar menyerukan dalam pernyataan bersama untuk pemulihan demokrasi di negara itu.

"Kami dibuat kagum oleh keberanian dan martabat mereka," kata para duta besar asing untuk Myanmar tentang para pengunjuk rasa dalam pernyataan mereka.

"Kami berdiri bersama untuk mendukung harapan dan aspirasi semua orang yang percaya pada Myanmar yang bebas, adil, damai dan demokratis. Kekerasan harus dihentikan, semua tahanan politik harus dibebaskan dan demokrasi harus dipulihkan," demikian pernyataan para dubes asing untuk Myanmar. Pernyataan tersebut ditandatangani oleh duta besar Amerika Serikat, Inggris, Uni Eropa, Kanada, Australia, Selandia Baru, Korea Selatan, Swiss dan beberapa negara Eropa.

Zaw Min Tun mengatakan setidaknya 16 polisi telah tewas. Dia menuduh anggota Liga Nasional untuk Demokrasi Suu Kyi melakukan pembakaran dan mengatakan aksi protes itu dibiayai oleh uang asing. Namun, dia tidak memberikan keterangan rinci lebih lanjut.Dia juga mengatakan laporan bahwa beberapa anggota komunitas internasional tidak mengakui pemerintahan militer adalah "berita palsu".

"Kami bekerja sama dengan negara asing dan bekerja sama dengan negara tetangga," kata juru bicara junta Myanmar itu.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement