Sementara pada Sabtu (25/9), lebih dari 100 pejabat terkemuka dari partai Ennahda, termasuk anggota parlemen dan mantan menteri, mengundurkan diri. Hal ini sebagai bentuk protes atas kinerja kepemimpinan. Ennahda, partai terbesar di parlemen, telah terpecah atas tanggapannya terhadap tindakan Saied.
Ennahda telah menjadi partai paling kuat di Tunisia sejak revolusi 2011 yang menyebabkan tergulingnya mantan Presiden Tunisia Ben Ali. Partai tersebut telah memainkan peran kunci dalam mendukung pemerintahan koalisi berturut-turut.
Ennahda adalah partai yang paling terorganisir dalam 217 kursi legislatif, dan sangat terfragmentasi. Tetapi sejak 2014 pangsa suara partai tersebut telah anjlok. Partai juga telah melihat keretakan internal dalam beberapa tahun terakhir. Anggota muda partai menuntut perubahan di puncak, termasuk mengganti pemimpin partai, Rached Ghannouchi.