Jumat 11 Feb 2022 16:16 WIB

Pertemuan Quad Pastikan Indo-Pasifik Bebas dari Pemaksaan Pihak Manapun

Negara Quad juga memperjuangkan hak semua negara memilih jalan dan kedaulatan sendiri

Rep: Fergi Nadira/ Red: Friska Yolandha
Menteri Luar Negeri (Menlu) Australia Marise Payne, Menlu India Subrahmanyam Jaishankar, Perdana Menteri Australia Scott Morrison, Menlu Jepang Yoshimasa Hayashi, dan Menlu Amerika Serikat (AS) Antony Blinken, berpose usai melakukan pertemuan di Melbourne, Jumat (11/2/2022) sebagai bagian dari pertemuan Quad. Keempat negara tersebut membentuk apa yang disebut Quad, sebuah blok demokrasi Indo-Pasifik yang diciptakan untuk melawan pengaruh regional China.
Foto:

Kesepakatan baru tampaknya tidak akan resmi diumumkan sebelum pertemuan puncak para pemimpin Quad di Jepang pada Mei yang rencananya akan dihadiri oleh Presiden Joe Biden. Payne juga mengatakan Ukraina, China dan Korea Utara juga akan dibahas.

"Lebih dari satu rezim otoriter menampilkan dirinya dalam iklim dunia saat ini sebagai tantangan. DPRK (Korea Utara), China juga dan mereka akan menjadi bagian dari diskusi kami hari ini. Kami sangat mendukung kepemimpinan AS dalam tantangan ini," kata Payne.

Negara-negara Quad telah mulai mengadakan latihan angkatan laut tahunan di seluruh Indo-Pasifik untuk menunjukkan interoperabilitas. AS sendiri melakukan patroli navigasi kebebasan di Laut China Selatan.

China sebelumnya mengecam Quad sebagai konstruksi Perang Dingin dan sebuah klik yang menargetkan negara lain. Perjalanan Blinken dilakukan setelah China dan Rusia pekan lalu menyatakan kemitraan strategis tanpa batas.

 

Ini dilihat sebagai pernyataan kedua negara yang paling rinci dan tegas untuk bekerja sama  dan melawan AS untuk membangun tatanan internasional baru berdasarkan interpretasi mereka sendiri tentang hak asasi manusia dan demokrasi. Hubungan AS-China berada pada titik terendah dalam beberapa dasawarsa karena dua ekonomi teratas dunia tidak setuju pada berbagai isu mulai dari Hong Kong dan Taiwan hingga Laut China Selatan dan perlakuan China terhadap etnis Muslim.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement