Selasa 18 Oct 2022 19:15 WIB

PBB Siapkan Resolusi untuk Bantu Tingkatkan Keamanan di Haiti

As dan Meksiko mempersiapkan resolusi PBB untuk bantu tingkatkan keamanan Haiti

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Esthi Maharani
Seorang pengunjuk rasa membawa sepotong kayu yang menirukan senjata selama protes menuntut pengunduran diri Perdana Menteri Ariel Henry, di daerah Petion-Ville di Port-au-Prince, Haiti, 3 Oktober 2022. Pemerintah Haiti telah setuju untuk meminta bantuan angkatan bersenjata internasional ketika geng dan pengunjuk rasa melumpuhkan negara dan persediaan dasar termasuk bahan bakar dan air berkurang, seorang pejabat tinggi Haiti mengatakan kepada The Associated Press pada hari Jumat, 7 Oktober
Foto:

Wakil Duta Besar China untuk PBB, Geng Shuang mencatat seruan Perdana Menteri Henry. Tetapi seruan itu iyya mendapatkan pertentangan oleh beberapa partai politik dan kelompok terkait kehadiran angkatan bersenjata asing di Haiti.

 “Pada saat pemerintah Haiti tidak memiliki legitimasi dan tidak mampu memerintah, apakah pengiriman pasukan aksi cepat ke Haiti akan menerima pengertian, dukungan dan kerja sama dari pihak-pihak di Haiti, atau akankah menghadapi perlawanan atau bahkan memicu konfrontasi kekerasan dari  populasi? Ini adalah hal-hal yang perlu kita pertimbangkan dan harus diperlakukan dengan hati-hati," kata Geng.

Distribusi lebih dari 10 juta galon bensin dan bahan bakar, serta lebih dari 800.000 galon minyak tanah yang disimpan telah diblokir. Hal ini berlangsung sejak kelompok yang dipimpin oleh "Barbeque" mengepung terminal bahan bakar.

 SPBU di seluruh Haiti telah tutup, rumah sakit telah memangkas layanan dan bisnis termasuk bank dan toko kelontong telah memotong jam kerja mereka. Karena semua orang di seluruh negeri kehabisan bahan bakar. Situasi telah diperburuk oleh munculnya wabah kolera. Ratusan orang dirawat di rumah sakit dan puluhan orang tewaskan akibat kolera di tengah kelangkaan air minum dan persediaannya kebutuhan dasar lainnya.

Utusan khusus PBB untuk Haiti, Helen La Lime, mengatakan kepada Dewan Keamanan dalam sebuah video briefing dari Ibu Kota Port-au-Prince bahwa, darurat kemanusiaan sekarang ada di depan pintu. Terjadi gangguan pada operasi rumah sakit dan pasokan air yang berdampak pada respons terhadap  wabah kolera.

La Lime mengatakan, seruan para diplomat, PBB dan pihak lainnya untuk membangun koridor kemanusiaan telah diabaikan. Ketidakamanan merajalela, dengan hampir seribu penculikan dilaporkan pada 2022 dan jutaan anak dilarang bersekolah.

sumber : AP
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement