Selasa 23 Apr 2019 13:13 WIB

Kim Jong-Un akan Bertemu Putin di Rusia

Kim Jong-un akan bertemu Putin di tengah upaya menyingkirkan senjata nuklir terhenti.

Rep: Lintar Satria/ Red: Nur Aini
Kim Jong-un
Foto: AP
Kim Jong-un

REPUBLIKA.CO.ID, SEOUL -- Pemerintah Korea Utara (Korut) telah mengkonfirmasi pemimpin merek Kim Jong-un akan segera bertemu dengan Presiden Rusia Vladimir Putin. Pertemuan yang digelar di Rusia tersebut dilakukan saat upaya menyingkirkan senjata nuklir Korut terhenti. Pertemuan itu dilakukan setelah Kim mengumumkan akan kembali melakukan uji coba senjata baru. 

Pertemuan itu juga menandakan Kim mulai frustasi dengan kebuntuan negosiasi dengan Amerika Serikat. Pada Selasa (23/4), kantor berita Korut, Korean Central News Agency (KCNA) merilis pernyataan pendek dua kalimat yang mengumumkan Kim 'akan segera mengunjungi Federasi Rusia' dan dia 'akan berbicara' dengan Putin.

Baca Juga

Belum disebutkan tanggal pertemuan tersebut. Selain itu juga belum diketahui apakah Kim akan terbang menggunakan pesawat atau menggunakan kereta bajanya. Ada indikasi pertemuan tersebut akan digelar di pelabuhan Vladivostok, perbatasan Rusia yang tidak terlalu jauh dari Korut.

Dalam sebuah pernyataan pada pekan lalu Kremlin mengatakan Kim akan mengunjungi Rusia 'pada pekan kedua bulan April'. Tapi, mereka juga tidak memberikan rincian lainnya. 

Rusia tertarik untuk meningkatkan akses ke sumber mineral Korut, termasuk baja langka. Sementara, Pyongyang mengharapkan pasokan listrik Rusia dan ingin menarik investasi Rusia untuk memoderinisasi pabrik, kereta api, dan infrastruktur mereka yang sudah usang. 

Kim dan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump sudah menjalani dua kali pertemuan. Tapi, pertemuan terakhir di Vietnam pada bulan Febuari lalu berakhir dengan kegagalan. Hal itu karena Korut ingin sanksi terhadap mereka dicabut sementara Washington bersikeras Pyongyang harus melucuti senjata nuklir mereka terlebih dahulu. 

Saat kebuntuan belum terpecahkan pada pekan lalu Korut mengumumkan akan melakukan uji coba 'senjata taktis pemandu' tipe baru. Walaupun uji coba ini tidak melanggar kesepakatan negosiasi yang melarang Korut melakukan uji coba rudal jarak menengah atau jauh tapi pengumuman itu menunjukkan kekecewaan Korut. 

Ada kemungkinan mereka kembali melakukan uji coba senjata yang seperti mereka lakukan pada 2017 lalu. Korut juga meminta Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo tidak diikutsertakan dalam negosiasi. Mereka juga mengkritik Penasihat Keamanan Nasional AS John Bolton yang meminta Korut untuk menunjukkan lebih banyak bukti komitmen mereka untuk melucuti senjata sebelum pertemuan Kim dan Trump yang ketiga. 

sumber : AP
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement