Kamis 07 May 2020 19:35 WIB

Berencana Tangkap Presiden Maduro, Warga AS Dibekuk

Presiden AS Donald Trump telah membantah terlibat dalam rencana penangkapan Maduro.

Nicolas Maduro
Foto: EPA-EFE/Miguel Gutierrez
Nicolas Maduro

REPUBLIKA.CO.ID, CARACAS -- Stasiun televisi Venezuela pada Rabu (6/5) menayangkan sebuah video berisi pernyataan seorang warga Amerika Serikat, Luke Denman, bahwa ia diperintahkan menguasai bandara Caracas dan menangkap Presiden Nicolas Maduro untuk diterbangkan ke Amerika Serikat. Pihak berwenang Venezuela pada Senin (4/5) membekuk Denman beserta satu warga AS lain, bernama Airan Berry, dan 11 teroris lainnya .

Maduro menyebutkan bahwa orang-orang itu sedang melancarkan gerakan yang ia sebut sebagai persekongkolan gagal, yang dikoordinasikan dengan Washington untuk memasuki wilayah Venezuela melalui perairan Karibia dan membawa misi untuk menggulingkannya dari kursi kepemimpinan.

Baca Juga

"Donald Trump adalah pemimpin langsung invasi ini," kata Maduro dalam pernyataan melalui televisi setelah video Denman ditayangkan.

Presiden AS Donald Trump telah membantah terlibat. Sementara itu, Menteri Luar Negeri Mike Pompeo mengatakan pada Rabu (6/5) bahwa pemerintah AS akan menggunakan "semua cara" untuk mengupayakan pemulangan kedua warga AS itu, jika mereka ditahan di Venezuela.

Dalam pernyataan video dari sebuah lokasi yang tidak disebutkan, Denman (34 tahun) menjawab pertanyaan dari seseorang yang berbicara menggunakan Bahasa Inggris.

Saat menjawab pertanyaan, Denman mengatakan ia mengemban misi untuk mengendalikan bandara dan memastikan keamanan di wilayah sekitar, namun tidak jelas bagaimana ia dan timnya berencana membawa Maduro masuk pesawat.

"Saya sedang membantu rakyat Venezuela mendapatkan kembali hak untuk mengendalikan negara mereka," kata Denman dalam video.

Denman dan Berry adalah mantan anggota pasukan khusus yang pernah bekerja sama dengan Jordan Goudreau, seorang veteran militer Amerika yang mengepalai Silvercorp USA, perusahaan keamanan yang berpusat di Florida.

sumber : Antara/Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement