Selasa 27 Jul 2021 09:28 WIB

Situasi Memanas, Tunisia Terapkan Jam Malam

Presiden Tunisia membubarkan pemerintahan dan membekukan parlemen

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Nur Aini
Presiden Tunisia Kais Saied
Foto:

Banyak warga Tunisia mendukung langkah yang telah diambil Saied. Mereka turun ke jalan dan bersorak gembira setelah pemberhentian perdana menteri dan penangguhan parlemen diumumkan. Namun ketua parlemen Tunisia, Rached Ghannouchi, memandang keputusan Saied sebagai kudeta.

Ghannouchi adalah ketua salah satu partai terbesar di Tunisia, yakni Ennahda. Dia mengatakan langkah Saied membubarkan pemerintah dan membekukan parlemen merupakan kudeta melawan revolusi serta konstitusi. "Kami menganggap institusi masih berdiri, dan pendukung Ennahda dan rakyat Tunisia akan membela revolusi," ucapnya.

 

Ghannouchi mengatakan parlemen akan bertemu untuk menentang langkah Saied. Pemimpin partai lain, Karama serta mantan presiden Moncef Marzouki sama-sama bergabung dengan Ennahda dan turut menyebut langkai Saied sebagai kudeta. “Saya meminta rakyat Tunisia untuk memperhatikan fakta bahwa mereka membayangkan ini sebagai awal dari solusi. Ini adalah awal dari tergelincir ke dalam situasi yang lebih buruk," kata Marzouki dalam sebuah pernyataan video.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement