Jumat 27 Apr 2018 00:04 WIB

Pohon Jadi Simbol Upaya Damai Dua Korea

Kim Jong-un dan Moon Jae-in akan menanam pohon pinus di garis demarkasi militer.

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Nur Aini
Warga menonton pidato tahun baru Pemimpin Korea Utara Kim Jong-un di Seoul Railway Station di Seoul, Rabu (3/1).
Foto: AP Photo/Ahn Young-joon
Warga menonton pidato tahun baru Pemimpin Korea Utara Kim Jong-un di Seoul Railway Station di Seoul, Rabu (3/1).

REPUBLIKA.CO.ID, SEOUL -- Pemimpin Korea Utara (Korut) Kim Jong-un akan melakukan penanaman pohon bersama Presiden Korea Selatan (Korsel) Moon Jae-in ketika bertemu di KTT Korut-Korsel yang digelar di Desa Panmunjom pada Jumat (27/4). Penanaman pohon bersama tersebut melambangkan keinginan kedua negara untuk menciptakan perdamaian dan kemakmuran di Semenanjung Korea.

Kepala Staf Kepresidenan Korsel Im Jong-seok mengatakan, prosesi penanaman pohon bersama akan dilakukan sesudah pembicaraan puncak. "Moon dan Kim berencana menanam pohon pinus di garis demarkasi militer yang memisahkan kedua Korea," ungkapnya pada Kamis (26/4), dikutip laman kantor berita Korsel Yonhap.

Adapun lokasi penanaman pohon akan berada di dekat jalan yang dibangun oleh pendiri Hyundai Group Chung Ju-yung pada akhir 1990-an. Kala itu, Chung Ju-yung memimpin rombongan truk pengangkut sapi ke Korut sebagai bagian dari upaya rekonsiliasi kedua negara.

Tanah yang digunakan untuk mengubur pohon yang ditanam Kim dan Moon akan berasal dari kedua negara. Tanah diambil dari Gunung Halla di Korsel dan Gunung Baekdu di Korut. Kim akan menyiram pohon yang telah ditanam dengan air yang berasal dari Sungai Han di Korsel dan Moon menyiramnya menggunakan air dari Sungai Daedong di Korut.

Di dekat pohon yang baru saja ditanam itu akan diletakkan sebuah batu dengan ukiran nama kedua kepala negara. Di batu tersebut juga akan ditulis Tanamlah kedamaian dan kemakmuran.

KTT Korut-Korsel nantinya akan membahas tentang denuklirisasi di Semenanjung Korea. Sebelumnya, Korut menyatakan bahwa mereka siap untuk meninggalkan program rudal dan nuklirnya.

Selain denuklirisasi, KTT tersebut akan membahas pula tentang perjanjian damai antara kedua negara. Korut dan Korsel adalah dua kubu berlawanan dalam Perang Korea yang berlangsung pada 1950-1953. Perang itu berakhir dengan gencatan senjata dan tanpa kesepakatan damai. Artinya saat ini kedua negara sebenarnya masih dalam kondisi berperang.

Moon berharap kesepakatan perdamaian dengan Korut dapat tercapai. Namun, ia menyatakan syarat prioritas agar tercapainya kesepakatan itu adalah komitmen denuklirisasi dari Korut.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement