Rabu 11 Aug 2021 06:40 WIB

6 Negara Minta Eropa Terus Deportasi Pengungsi Afghanistan

Perkembangan di Afghanistan dinilai bisa memicu kembali krisis imigrasi 2015/2016.

Rep: Lintar Satria/ Red: Dwi Murdaningsih
 Petugas keamanan Afghanistan berpatroli setelah mereka mengambil kembali kendali atas beberapa bagian kota Herat menyusul pertempuran antara Taliban dan pasukan keamanan Afghanistan di pinggiran Herat, 640 kilometer (397 mil) barat Kabul, Afghanistan, Minggu, 8 Agustus 2021.
Foto:

Surat dari enam negara anggota mencatat sejak 2015 lalu sudah sekitar 570 ribu pengungsi Afghanistan yang mengajukan suaka ke Uni Eropa. Pada tahun 2020 saja sebanyak 44 ribu.

"Kami sepenuhnya menyadari sensitifnya situasi di Afghanistan sehubungan ditariknya pasukan internasional," kata enam negara Uni Eropa.

Mereka menambahkan sudah sekitar 4,6 juta warga Afghanistan yang mengungsi. Sebagian di kawasan Timur Tengah. Enam negara itu mendesak Uni Eropa untuk memberi bantuan terbaik ke pengungusi dengan meningkatkan kerja sama dengan Afghanistan, Pakistan dan Iran.

Menteri Negara untuk Imigrasi dan Suaka Belgia Sammy Mahdi membela inisiatif tersebut. Walaupun banyak dikritik.

"Wilayah negara tidak aman tidak berarti setiap warga negaranya otomatis berhak mendapat perlindungan," cicitnya di Twitter.

Pejabat senior Uni Eropa mengatakan beberapa bulan terakhir sudah sekitar 400 ribu warga Afghanistan yang terpaksa mengungsi di dalam negeri. Dalam beberapa hari terakhir jumlah orang yang mengungsi ke Iran semakin bertambah.

Ia mengatakan situasinya tidak sedramatik krisis Suriah dan Irak. Karena Kabul masih memiliki pemerintah solid yang bisa diajak bekerja sama Uni Eropa. Namun sulit untuk memulangkan pencari suaka.

"Mengingat konteksnya, sulit membayangkan  kami akan memaksakan operasi pemulangan," katanya. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement