Jumat 04 Feb 2022 11:47 WIB

Detik Operasi AS di Suriah dan Pemimpin ISIS yang Ledakkan Diri

AS menyalahkan ISIS atas semua korban sipil.

Rep: Fergi Nadira/ Red: Esthi Maharani
Sejumlah wanita berjalan diantara reruntuhan bangunan yang hancur akibat serangan udara di kota Idlib, Suriah. (AP Photo/Felipe Dana)
Foto:

Quraishi, seorang warga Irak berusia 45 tahun, sebagian besar tetap dalam bayang-bayang sejak menggantikan Baghdadi yang memimpin kelompok itu ketika meluncurkan ekspansi kilat pada 2014 yang cukup mengejutkan dunia. Dia terluka dan kehilangan satu kaki dalam serangan udara AS 2015. ISIS menguasai sebagian besar wilayah Suriah dan Irak, memaksakan aturan Islam yang ketat atas jutaan dan menginspirasi serangan di Barat.

Biden dan pejabat AS menggambarkan Quraishi sebagai "kekuatan pendorong" di balik genosida minoritas Yazidi tahun 2014 di Irak utara, dan mengatakan dia mengawasi jaringan cabang ISIS dari Afrika hingga Afghanistan. "Operasi tadi malam membawa seorang pemimpin teroris utama keluar dari medan perang dan telah mengirim pesan yang kuat kepada teroris di seluruh dunia: Kami akan mengejar Anda dan menemukan Anda," kata Biden.

Pejabat AS telah berhubungan dengan semua mitra dalam koalisi kontra-ISIS sejak operasi tersebut, dan semuanya memutuskan untuk terus memerangi ISIS dan ancaman kelompok itu terhadap negara mereka. Pembunuhan Quraishi, juga dikenal sebagai Haji Abdullah, membantu memulihkan beberapa kredensial kebijakan luar negeri pemerintahan Biden setelah dikritik secara luas karena penarikan pasukan AS dari Afghanistan tahun lalu.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement