Senin 29 Mar 2021 15:09 WIB

Dunia Internasional Diminta Tingkatkan Bantuan untuk Suriah

Warga Suriah menghadapi kelaparan dan kemiskinan yang meningkat akibat perang

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Nur Aini
   Pemandangan kota yang hancur, penuh dengan puing-puing yang berserakan akibat perang saudara di kota Homs, Suriah, Ahad (9/3).  (Reuters/Thaer Al Khalidiya)

Utusan Khusus PBB untuk Suriah Geir Pedersen mengatakan konflik Suriah telah berlangsung lebih lama daripada gabungan dua perang dunia. Ia mengungkapkan, selama setahun terakhir, sebagian besar garis depan konflik Suriah cukup stabil. Situasi itu mesti dimanfaatkan untuk membuat kemajuan pada penyelesaian politik.

"Bahaya terbesar dari semuanya adalah bahwa ketenangan yang rapuh terurai, yang mengarah ke badai baru konflik habis-habisan dan semua itu akan berarti bagi warga Suriah, wilayah tersebut, dan sekitarnya," kata Pedersen kepada Dewan Keamanan PBB pada 15 Maret lalu.

Itulah sebabnya Pedersen selalu menekankan pentingnya mengonsolidasikan ketenangan yang rapuh itu ke dalam gencatan senjata di seluruh Suriah. Pedersen meminta anggota Dewan Keamanan PBB tidak melupakan pentingnya resolusi damai.

"Solusi politik adalah satu-satunya jalan keluar dan saya yakin itu mungkin. Dalam beberapa hal, sekarang lebih mungkin daripada sebelumnya, tetapi untuk mengubah kemungkinan itu menjadi kenyataan, keterlibatan kreatif dan tingkat tinggi dari pemain internasional utama dengan taruhan dalam konflik ini akan dibutuhkan," ujar Pedersen.

Sepuluh tahun konflik Suriah telah menghasilkan kerugian tak ternilai. Hampir setengah juta warga di sana diperkirakan tewas. Sementara sekitar 10 juta lainnya harus melarikan diri dan menjadi pengungsi.  Belum ada sinyal nyata bahwa perpecahan dan peperangan di sana akan berakhir dalam waktu dekat. Perundingan perdamaian yang dimediasi PBB selama beberapa putaran selalu gagal menghasilkan kesepakatan atau konsensus di antara para pihak yang bertikai. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement