Dewan Keamanan Nasional Korea Selatan (NSC) mengutuk penembakan rudal balistik berulang yang belum pernah terjadi sebelumnya oleh Korea Utara. Tindakan itu bertentangan dengan perdamaian dan stabilitas di Semenanjung Korea dan masyarakat internasional.
Menurut Gedung Biru, Korea Selatan akan memantau lebih dekat fasilitas nuklir dan rudal Korea Utara, seperti Yongbyon dan Punggye-ri. Mereka mengambil tindakan yang diperlukan.
Menteri Pertahanan Jepang Nobuo Kishi mengatakan peluncuran itu tidak dapat diterima. "Langkah signifikan di mana Korea Utara mengembangkan teknologi peluncuran misilnya bukanlah sesuatu yang bisa diabaikan oleh negara kita dan kawasan sekitarnya," katanya.
Kishi mengatakan proyektil Korea Utara mencapai ketinggian 550 km dan terbang sejauh 300 km. Uji coba ini mirip dengan perkiraan tinggi 560 km militer Korea Selatan dan jangkauan 270 km.
Peluncuran rudal balistik oleh Korea Utara dilarang oleh resolusi Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa. Pyongyang pun telah mendapatkan sanksi atas program senjatanya.
Amerika Serikat mengatakan terbuka untuk pembicaraan tanpa prasyarat. Namun Pyongyang mengatakan pembicaraan hanya mungkin dilakukan setelah Washington dan sekutunya membatalkan kebijakan bermusuhan.